Redaksi.in Tanah Karo- Sepertinya kondisi negara terutama Sumatera Utara dan terkhusus Polres Tanah Karo sedang tidak baik – baik saja, hal ini bisa diketahui dari banyaknya preman berkedok petugas yang meminta sejumlah uang dengan nada memaksa di pemandian Debu – Debu dan Pariban Kabupaten Tanah Karo.
Hal ini diketahui pada minggu (04/12/2022) sekitar pukul 10.00 Wib, dimana diketahui adanya pungli yang dilakukan sejumlah preman di jalan masuk menuju pemandian debu – debu dan Pariban. Hal yang tidak sesuai ketentuan dan adanya kesan seperti memaksa pengunjung untuk membayar sejumlah uang yang diminta oleh para preman tersebut. Apabila pengunjung tidak memberi maka akan dibentak dam diminta putar balik serta dilarang masuk.
Padahal bila saja sesuai ketentuan mungkin masyarakat tidak merasa keberatan, tetapi dengan adanya pemaksaan tersebut masyarakat merasa sedikit keberatan dengan adanya pungli tersebut. Apalagi preman tersebut selalu membentak pengunjung dan menantang apabila tidak senang dengan mereka silahkan melaporkan kepada aparat kepolisian, seakan – akan mereka sudah kebal hukum.
Untuk itu masyarakat ataupun pengunjung ke pemandian debu – debu dan Pariban meminta kepada aparat berwajib terutama Polres Tanah Karo agar dapat menindak dan menangkap pelaku pungli tersebut, atau kalau bisa dibangun posko di jalan menuju tempat pemandian tersebut.
Kapolres Tanah Karo AKBP Ronny Nicholas Sidabutar ketika dipertanyakan hal tersebut tidak berhasil dan dihubungi melalui WA tidak menjawab. (DR)
Redaksi.in Selesai- Dugaan kongkalikong kasus hingga permainan pasal di Polsek Selesai, Kabupaten Langkat kini terang benderang. Sebab, penetapan pasal yang dilakukan oleh Polsek Selesai terhadap laporan Kusno warga Dusun Tempel, Desa Mancang Kec.Selesai, Kab.Langkat sebagai pelapor dugaan kasus penganiayan secara bersama-sama tidak sesuai dengan surat LP nomor :STTLP/86/X/2022.Dimana tanda bukti Laporan Pengaduan Kusno nomor : STTLP/86/X/2022/SPKT tanggal 20 Oktober 2022 telah dibuat oleh Polsek Selesai dengan 3 orang tersangka berinisial MH, IR, dan HR. Namun untuk memuluskan dugaan kasus rekayasa pasal, kini Polsek Selesai telah mencoret terduga pelaku atasnama IR dan HR agar seakan - akan terduga tersangka hanya satu orang.Kapolsek Selesai, AKP Djoko Lelolno yang di Konfirmasi wartawan terkait adanya dugaan LP yang tidak sesuai dengan fakta kejadian di lapangan dan kenapa TSK hanya ditangkap satu orang atasnama MH, menjelaskan bahwa kasus sudah dilimpahkan ke Kejaksaan."Terima kasih, sebagai informasi, Berkas sudah kita limpahkan ke kejaksaan, Berkenan bila konfirmasi lebih lengkap untuk langsung ke humas Polres saja, Terima kasih" ujar Djoko mengelak.Tidak hanya Djoko, Humas Polres Binjai yang diketahui bernama Junaidi juga dikonfirmasi wartawan menyebutkan bahwa dirinya sedang ada zoom meeting."Nanti bg ya.saya lagi zoom meeting" elaknya.Namun saat ditanyakan kembali kepada Djoko Lelono terkait kasus penggunaan senjata di Dusun Tempel,Desa Mancang oleh terduga pelaku berinisial JN yang telah bergulir hingga dua bulan lamanya mengatakan masih dalam proses Lidik."Masih Lidik mas" tulis Djoko mengakhiri.Dua Diantara Tiga Pelaku Penganiayaan Secara Bersama-Sama Masih BerkeliaranEntah apa yang terjadi dibawah kepemimpinan Mantan Kasat Lantas Polres Langkat, Djoko Lelono yang kini menjabat sebagai Kapolsek Selesai.Pasalnya Hingga dua bulan lamanya, dua diantara tiga pelaku penganiayaan secara bersama - sama berinisial IR dan HR terhadap laporan korban atasnama Kusno warga Desa Dusun Tempel, Desa Mancang, Kabupaten Langkat belum ditangkap.Padahal, kedua terduga pelaku penganiayaan secara bersama - sama atasnama HR dan IR masih menghirup udara segar alias berkeliaran di Wilayah Hukum Polsek Selesai.Kapolres Binjai, AKBP Ferio Sani Ginting yang dikonfirmasi wartawan terkait dugaan laporan yang tidak sesuai dengan fakta kejadian dan kenapa TSK atasnama HR dan IR belum di tangkap, menyarankan wartawan agar kordinasi dengan Kasat Reskrim."Saya teruskan ke Kasat reskrim bang. silahkan koordinasi dengan Kasat. trimakasih bang" pinta Kapolres. (DR)
Redaksi.in Medan- Pasca terjadinya ledakan bom bunuh diri yang terjadi di Mako polsek Astana Anyar Bandung Jawa Barat pada Rabu (07/12/2022) dan menyebabkan 11 orang mengalami luka serta ada anggota Polri yang meninggal dunia, menimbulkan luka mendalam ditubuh Kepolisian Republik Indonesia.Hal tersebut membuat DPD Ormas Repelita Provinsi Sumatera Utara yang dipimpin oleh Heri Siswoyo angkat bicara. Melalui Sekretarisnya Roy Nasution, Ormas yang terkenal cukup banyak membela rakyat ini kini menunjukkan jati dirinya dengan mendukung Polri memberantas teroris yang kembali muncul setelah beberapa waktu tidak kelihatan batang hidungnya.Perbuatan keji yang sangat tidak diinginkan tersebut terjadi saat aparat kepolisian di Mapolsek Astana Anyar sedang melakukan aktifitasnya sehari - hari, Polsek yang seharusnya untuk orang mencari keadilan ini kembali bobol oleh masuknya teroris. Padahal Polisi sudah bekerja maksimal dalam memberantas segala bentuk teroris, tetapi kemungkinan teroris mempunyai cara yang sedikit berbeda untuk melakukan aksinya.DPD Ormas Repelita Provinsi Sumatera Utara, mendukung kinerja Polri yang selama dipimpin oleh Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo M. Si sudah cukup baik. Apalagi Kapolri sudah bekerja maksimal, untuk itu Roy Nasution selaku Sekretaris DPD Ormas Repelita Provinsi Sumatera Utara meminta kepada Kapolri agar teroris tidak diberi ruang dan diberantas habis sampai keakar - akarnya, karena yang namanya bom bunuh diri tidak dibenarkan oleh agama apa pun. Tidak ada yang namanya mati syahid apabila melakukan bom bunuh diri, itu hanya dilakukan oleh manusia yang berfikiran dangkal dan telah didoktrin oleh orang - orang yang tidak mau Indonesia ini aman. Roy Nasution mengatakan bahwa kinerja Polri sudah cukup baik serta mendapat dukungan dari masyarakat. Demikian kata Roy Nst yang juga Koordinator Community Of Journalist Indonesia ini kepada awak media di Caffe Sagar Medan. (DR)