HEADLINEKALTIM.CO, SAMARINDA – Gubernur Kaltim Isran Noor mengakui masih ada masyarakat desa yang masuk kategori kemiskinan ekstrem di Kabupaten Kutai Timur. Walaupun jumlahnya tidak banyak.
“Ada, ada dimana-mana tapi tidak banyak. Itu yang desanya itu bukan desanya yang miskin, tapi rakyatnya yang miskin,” ujarnya.
Orang nomor satu di Kaltim ini menjelaskan, penggunaan dana desa tahun 2023 telah disinkronkan dengan prioritas nasional utamanya untuk program pemulihan ekonomi.
“Ini termasuk perlindungan sosial dan penanganan kemiskinan ekstrem dimaksimalkan mencapai 25 persen, memberikan bantuan permodalan kepada BUMDes untuk menggerakkan perekonomian desa, juga dana operasional pemerintah desa dan dukungan program sektor prioritas di desa,” kata mantan Bupati Kutai Timur ini.
Sementara itu, Ketua Komisi II DPRD Kaltim Nidya Listiyono justru mengaku tidak percaya masih adanya masyarakat desa di Kabupaten Kutai Timur yang masuk dalam kategori kemiskinan ekstrem.
Menurut politisi dari partai Golkar ini, jika memang benar ada, maka kinerja pemerintah daerah harus dipertanyakan.
“Menurut saya ini bahaya. Artinya, masyarakat akan bertanya dimana pemerintah? Artinya, masyarakat tidak diberi makan, minum. Ini bahaya dan saya tidak yakin. Ini bicara mengenai IKN, kalau itu terjadi, dimana kehadiran pemerintah? Tapi saya yakin bahwa kemiskinan ekstrem di Kaltim tidak ada, karena tanah kita subur, air dimana-mana,” ujarnya.
Menurut Nidya, harus ada klarifikasi dan verifikasi dari pihak terkait untuk memastikan adanya masyarakat miskin ekstrem di Kutai Timur.
Dirinya pun memastikan juga akan mengkonfirmasi hal tersebut kepada Pemkab Kutai Timur.
“Kita akan klarifikasi ke Pemkab Kutim, apakah benar ada masyarakat miskin ekstrem, kita akan cek. Pemerintah juga harus klarifikasi dan verifikasi langsung di lapangan,” imbuhnya.
Penulis : Ningsih
The post Gubernur Kaltim Sebut Ada Kemiskinan Ekstrem di Kutim, Nidya Listiyono: Saya Tidak Percaya appeared first on Headline Kaltim.